KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan nikmat
kesempatan sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dengan judul yang kami bahas pada makalah kali ini mengenai “Pengorganisasian
dan struktur organisasi”.
Dalam pembuatan makalah
ini tidak jauh dari dukungan berbagai pihak, baik dari teman - teman, keluarga,
maupun dosen yang dengan setia memberi masukan yang sangat berharga bagi
terciptanya makalah ini.
Kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT, Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena sebagai
manusia biasa kita tidak lepas dari kesalahan, maka dari itu kami mohon
dukungan dari berbagai pihak demi kebaikan kedepannya.
Demikianlah makalah ini
kami buat, atas perhatian dan kesempatannya untuk membaca kami ucapkan terima
kasih.
Karawang,
20 September 2016
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Definisi organisasi
dan pengorganisasian ........................................................................ 2
2.1 Struktur Organisasi
.......................................................................................................... 3
3.1 Asas-Asas
Organisasi ...................................................................................................... 6
4.1 Pembagian Kerja ............................................................................................................. 8
5.1 Bagan Organisasi
Formal ................................................................................................ 9
6.1 Kelompok Kerja
Formal Organisasi .............................................................................. 10
7.1 Organisasi Informal
....................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Organisasi adalah
sebuah wadah untuk para mahasiswa mengekspresikan aspirasi mereka. organisasi
sangat penting ada di dalam setiap perguruan tinggi karena dengan adanya
organisasi di setiap perguruan tinggi
akan banyak menampung kreatifitas mahasiswanya,Sehingga setiap aspirasi dan
kreatifitas setiap mahasiswa tidak ada yang terbuang sia-sia.setiap organisasi
di atur oleh sebuah aturan yang telah dibuat oleh semua anggota organisasi
tersebut dan peraturan itu akan dijalankan oleh setiap anggotanya dan bagi
pelanggar aturan akan dikenakan sanksi yang telah disepakati oleh setiap
anggota dan didalam sebuah organisasi ada pengurus yang memimpi organisasi agar
sebuah organisasi dapat menjalankan tugas-tugasnya .
1.2
Rumusan masalah
1. Apa
itu definisi organisasi dan pengorganisasian ?
2. Apa
saja struktur organisasi ?
3. Apa saja asas-asas organisasi ?
4. Apa
itu pembagian kerja ?
5. Apa
itu bagan organisasi formal ?
6. Apa
itu kelompok kelompok kerja formal organisasi ?
7. Apa itu organisasi informal ?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui definisi Organisasi
2. Untuk
mengetahui struktur organisasi
3. Untuk
mengetahui pembagian kerja
4. Untuk
mengetahui bagan organisasi formal
5. Untuk
mengetahui apa itu departementalisasi
6. Untuk
mengetahui kelompok kelompok kerja formal organisasi
7. Untuk
mengetahui organisasi informal
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian
Organisasi
Terdapat berbagai
pendapat mengenai organisasi, ada yang langsung memberikan defiisi sendiri
tentang apa itu organisasi ada juga yang melandaskan teori yang diperolehnya
dengan pemikiran para ahli. Bentuk suatu
organisasi mulai dari yang berbentuk kecil hingga organisasi yang bentuknya
besar dan mempunyai suatu tujuan yang berbeda pula, begitu pula tentang
pengertian organisasi itu sendiri. Banyak definisi dan pengertian dari
organisasi yang di paparkan oleh para ahli, berikut adalah beberapa definisi
dan pengertian dari organisasi :
1.
Kamus
modern bahasa Indonesia M. dahlan Al Barry
Organisasi : Penyusunan dan pengaturan
bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan; sususan dan aturan dari berbagai
bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur; gabungan kerja sama (untuk
mencapai tujuan tertentu).
2.
Pengertian
Organisasi Menurut Beberapa Ahli
a) Organisasi adalah susunan dan aturan
dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang
teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia)
b) Organisasi adalah sistem sosial yang
memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggota yang terperinci, program
kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian anggota. (Janu Murdiyamoko dan
Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I)
c) Menurut Stoner, organisasi adalah suatu
pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan
manajer mengejar tujuan bersama.
d) Menurut James D. Mooney, organisasi
adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
e) Menurut Chester I. Bernard, organisasi
merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
Dengan demikian organisasi
ialah suatu usaha antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan pengorganisasian ialah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber
daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
2.1
Struktur
Organisasi
Struktur Organisasi
adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada
suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan
kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus
menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Ada empat elemen
struktur organisasi
1) Adanya spesialisasi kegiatan kerja
2) Adanya standardisasi kegiatan kerja
3) Adanya koordinasi kegiatan kerja
4) Besaran seluruh organisasi.
Struktur organisasi
merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Struktur
organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya. Pengaruh
struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu
kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas
kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
Banyak faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006), menyatakan ada 4 (empat)
faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:
a) Strategi Organisasi
Strategi
organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu,
jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka
struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka,
jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada
perubahan struktur organisasi.
b) Skala Organisasi
Organisasi
dapat dibedakan skalanya yaitu skala besar dan skala kecil. Organisasi yang
berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan
pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur
organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan
aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya
memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin
masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi
yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana
dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
c) Teknologi
Faktor
teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan
penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
d) Lingkungan
Lingkungan
yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis.
Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan
struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah.
Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah
struktur organisasi.
Selain faktor ada juga beberapa fungsi
struktur organisasi, yaitu :
1.
Kejelasan
Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang
harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab
kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan
kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
2.
Kejelasan
Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya
mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya
keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
3.
Kejelasan
Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu
pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan
akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya
yang jelas.
4.
Kejelasan
Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan
atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan yang
tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin
efektif dan dapat saling menguntungkan.
Pola dasar struktur
organisasi sebaiknya tersusun relative permanen, artinya tidak perlu selamanya
mengalami perubahan. Dalam aktivitas yang dilakukan harus ada jaminan
fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa dapat diperluas jangkauannya,
namun pola dasar struktur organisasi tidak perlu mengalami perubahan. Yang
perlu mendapat perhatian dalam mengisi struktur organisasi adalah manusia yang
memiliki kompentensi yang sesuai dengan jenis tugas dalam bagian-bagian tugas
atau pekerjaan pada struktur tersebut. Penggolongan aktivitas dalam struktur
dapat kita bagi menjadi empat unsur :
a) unsur pimpinan
b) unsur pembantu pimpinan
c) unsur pelakasana tugas pokok
d) unsur pelaksana tugas-tugas fungsional
Dan bagaimana proses pengorganisasian tersebut ?
Langsung saja saya paparkan proses
pengorganisasian menurut Ernest Dale dalam Buku Manajemen dari James A.F. Stoner
sebagai berikut :
- Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan, maka kita harus merinci seluruh pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan bisa sesuai dengan apa yang dikerjakan dalam organisasi
- Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Biasanya dalam organisasi yang telah merinci pekerjaan apa yang akan dilakukan, organisasi tersebut akan membagi pekerjaan tersebut ke dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu pekerjaan dikelompokan sesuai kualifikasinya lalu di bagi ke dalam bidang-bidang dalam organisasi. Bidang-bidang itu yang akan mengerjakan tugas tersebut.
- Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien. Setelah dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau divisi-divisi organisasi untuk melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.
- Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan sesuai bidang organisasi, maka perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi yang akan membutuhkan sumber daya yang sama atau data yang sama, itulah perlunya koordinasi.
- Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
3.1
Asas-Asas
Organisasi
Untuk
terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan
kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada asas-asas ( Prinsip-prinsip )
organisasi sebagai berikut
- Principle of organizational ( asas tujuan organisasi )
menurut asas ini tujuan organisasi harus jelas
dan rasional, bertuan untuk mendapatkan laba ( business organization ) atau
untuk memberikan pelayanan ( Public Organization ).
- Principle of unity of objective ( asas kesatuan tujuan )
Menurut asas ini, didalam suatu
organisasi ( perusahaan ) harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut.
- Principle of unity of command ( asas kesatuan perintah )
Menurut asas ini, hendaknya setiap
bawahan menerima perintah atupun memberikan pertanggungjawaban hanya kepada
satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang
bawahan.
- Principle of the span of management ( asas rentang kendaali )
Menurut asas ini, seorang manajer hanya
dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai
dengan 9 orang.
- Principle of delegation of authority ( asas pendelegasian wewenang )
Menurut asas ini, hendaknya pendelegasian
wewenang dari seorang atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan
efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya.
- Principle of parity of authority and responsibility ( asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab )
Menurut asas ini, hendaknya wewenang dan
tanggung jawab harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung
jawab yang timbul karenanya harus sama besarnya, hendaknya wewenang yang
didelegasikan tidak meminta pertanggungjawaban yang lebih besar dari wewenang
itu sendiri atau sebaliknya.
- Principle or responsibility ( asas tanggung jawab )
Menurut asas ini, hendaknya pertanggung
jawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang ( line
authority ) dan pelimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada
orang yang melimpahkan wewenang tersebut.
- Principle of departmentation ( principle of defision of work = asas pembagian kerja )
Menurut asas ini, pengelompokan
tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama kedalam satu
unit kerja ( departemen ) hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan
tersebut.
- Principle of personnel placement ( asas penempatan personalia )
Menurut asas ini, hendaknya penempatan
orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan
keterampilannya ( the right man, in the right job ) ; missmanajement penempatan
harus dihindarkan.
- Principle of scalar chain ( asas jenjang berangkai )
Menurut asas ini, hendaknya saluran
perintah atu wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertical
yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek.
- Principle of efficiency ( asas effensiensi )
Menurut asas ini, dalam suatu organisasi
dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan
pengorbanan yang minimal.
- Principle of continuity ( asas kesinambungan )
Organisasi harus mengusahakan cara-cara
untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
- Principle of coornination ( asas koordinasi )
Asas ini merupakan tindak lanjut dari
asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan
mengintregasikan segala tindakan, supaya terarah kepada sasaran yang ingin
dicapai.
4.1
Pembagian
Kerja
Pembagian kerja harus
disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan
efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip
the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif,
bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike. Dalam
Pembagian kerja karyawan harus memiliki sikap seperti dibawah ini :
1.
Wewenang
dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Setiap karyawan
dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang
melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang.
Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan
wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Tanggung jawab terbesar terletak
pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi
terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah
manajer puncak.
2.
Disiplin
(Discipline)
Disiplin merupakan
perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab.
Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Dalam melakasanakan pekerjaan,
karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan
kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus
bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya.
3.
Kesatuan
pengarahan (Unity of direction)
Dalam melaksanakan
tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya.
Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan
tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja
terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh
karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk
pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan
tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan.
5.1
Bentuk
Bagan Organisasi
1.
Bagan
organisasi formal
Struktur organisasi
terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal. Manajer perlu menggambarkan
bagan organisasi untuk menunjukkan struktur organisasi.bagan organisasi
memperlihatkan susunan fungsi-fungsi ,departemen-departemen,atau posisi –
posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan diantaranya.satuan-satuan
organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-kotak, dimana
dihubungkan satu dengan yang lain dengan garis yang menunjukkan rantai perintah
dan jalur komunikasi formal.
Contoh bagan
Bagan organisasi menggambarkan lima
aspek utama suatu struktur organiksasi yang secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut :
- Pembagian kerja.Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tertentu dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
- Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah menunjukkan hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas,dimana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggungjawaban juga hanya kepada seorang manajer.
- Tipe pekerjaan Label dan deskripsi pada tiap kotak menunjukkan pekerjaanorganisasional atau bidang tanggung jawab yang berbeda.
- Tingkatan manajemen.Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
Salah satu
keuntungannya adalah bahwa karyawan dan lain-lain diberi gambaran bagaimana
organisasi disusun. Kelemahan utama bagan adalah masih banyak hal-hal yang
tidak jelas atau tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh, tidak menunjukan
seberapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan manajerial.
2.
Bagan
Organisasi Informal
Organisasi informal
adalah suatu jaringan hubungan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan
atas dasar hubungan wewenang formal. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi
informal berjalan dengan cepat dari mulut ke mulut. Sistem komunikasi
inidisebut sistem tanaman rambat. Empat Pilar Pengorganisasian (Four Building
Blocks of Organizing)
•Pilar Pertama : pembagian kerja
(division of work)
•Pilar Kedua : Pengelompokan Pekerjaan
(Departmentalization)
•Pilar Ketiga : penentuan relasi antar
bagian dalam organisasi (hierarchy)
•Pilar Keempat : penentuan mekanisme
untuk mengintegrasikan aktifitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi
(coordination)
6.1
Departementalisasi
Departementalisasi
adalah pengelompokan pekerjaan menjadi departemen aktivitas pekerjaan yang
serupa secara logis berhubungan., oleh karena itu merupakan hasil keputusan manajer
tentantg aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi tugas atau secara jelasnya adalah
Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan
kriteria tertentu.
Sebagai contoh, untuk
bisnis restoran : pencatatan menu, pemberitahuan menu kepada bagian dapur,
hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada pelanggan di meja makan
dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu, katakanlah bagian Pelayan
Ada beberapa cara
dimana organisasi dapat mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang bermacam-macam
untuk dilaksanakan. Sekali lagi, proses penentuan cara bagaimana
kegiatan-kegiatan dikelompokkan disebut departementalisasi atau departementasi
1.
Departementalisasi
Fungsional
Departementalisasi
fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan
sejenis untuk membentuk satu satuan organisasi. Semua individu- individu yang
melaksanakan fungsi yang sama dikelompokkan bersama, seperti seluruh personalia
,penjualan, akuntansi, programmer computer, dan sebagainya.
Kebaikan pendekatan fungsional:
Kebaikan utama pendekatan fungsional
adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi
utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian
organisasi, dan memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap
fungsi-fungsi.
Kelemahan struktur fungsional :
Bagaimanapun juga, pendekatan fungsional
mempunyai berbagai kelemahan. Struktur fungsional dapat menciptakan konflik
antar fungsi-fungsi,menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan ,memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan, hanya
memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota
berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
2.
Departementalisasi
Divisional
Banyak perusahaan
besar, dengan banyak jenis produk, diorganisasikan menurut struktur organisasi
divisional. Bila departementalisasi perusahaan menjadi terlalu kompleks dan
tidak praktis bagi struktur fungsional, manajer perlu membentuk divisi- divisi
semi otonomi, dimana setiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan
produknya sendiri.
Tidak seperti departemen fungsional, suatu divisi
menyerupai perusahaan yang terpisah.kepala divisi terutama memusatkan
perhatiannya bersaing dengan satuan-satuan lainnya dalam perusahaan yang sama.
Tetapi suatu divisi bukan merupakan satuan bebas seperti halnya perusahaan
terpisah.
Dalam hal ini, seorang manajer divisi tidak dapat membuat
keputusan-keputusan sebebas pemilik perusahaan terpisah, karena dia masih harus
melaporkan kegiatannya kepada direktur pusat. Sebagai pedoman umum, wewenang
kepala divisi terbatas bila keputusan-keputusannya akan mempengaruhi
kegiatan-kegiatan divisi-divisi lain.
Ø Kebaikan struktur divisional :
Organisasi atas dasar
divisi mempunyai beberapa kebaikan. Karena semua kegiatan, ketrampilan dan
keahlian yang diperlukan untuk memproduksi dan memasarkan produk dikelompokkan
menjadi satu dibawah seorang kepala,keseluruhan pekerjaan dapat lebih mudah
dikoordinasikan dan prestasi kerja yang tinggi dipelihara.
Ø Kelemahan struktur divisional:
Bagaimanapun juga
stuktur divisional mempunyai berbagai kelemahan. Kepentingan divisi mungkin
ditempatkan di atas tujuan dan kebutuhan organisasi keseluruhan. Setiap divisi
mempunyai para anggota staf dan spesialis sendiri, sehingga akan meningkatkan
biaya administrasi dan terjadi duplikasi ketrampilan.
7.1
Kelompok
Kerja Formal
adalah kelompok kerja yang dibentuk dan disusun secara resmi oleh
manajer dimana kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan oekerjaan yang
terkait dengan pencapaian tujuan organisasi.
Macam-macam kelompok kerja formal:
kelompok kerja langsung : merupakan
kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa orang
bawahan yang berada dibagian dimana
menejer tersebut di tugaskan
kepanitiaan : adalah kelompok kerja yang
disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa orang yang bisa berasal dari bagian yang sama , atau dari bagian lain
dari organisasi
kelompok kerja temporal atau khusus :
adalah kelompok kerja yang disusun untuk kepentingan-kepentingan khusus dan
bersifat sementara.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun beberapa
kesimpulan yang bisa didapatkan dari makalah ini adalah adanya pengertian
organisasi adalah Penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu
kesatuan; sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan
yang teratur; gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan tertentu). Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang
ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan.
Pembagian kerja dalam suatu
organisasi harus lebih jelas agar bisa tercipta lingkungan kerja yang teratur
dan mengetahui tugasnya masing masing. Departementalisasi adalah pengelompokan
pekerjaan menjadi departemen aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis
berhubungan., oleh karena itu merupakan hasil keputusan manajer tentantg
aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi tugas atau secara jelasnya adalah Proses
pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria
tertentu.
Dalam organisasi ada organisasi
yang bergerak dalam organisasi formal dan organisasi informal, dimana semua
terkait satu sama lain.
B.
Saran
Dengan adanya makalah
tentang pengorganisasian ini, mahasiswa khususnya dalam bidang manajemen, untuk
membentuk tenaga kerja yang handal harus memiliki pengetahuan tentang
pengorganisasian itu sendiri. Hal ini didasari pada pengaplikasian dimasyarakat
nantinya apabila telah bekerja, karena telah
kita temui kenyataan saat ini
organisasi disegala aspek kehidupan sangat diperlukan. Dosen dengan segala
keahliannya juga diharapkan mampu mengenalkan dengan baik kepada mahasiswanya,
bagaimana pengorganisasian dan manajemen yang baik untuk suatu perusahaan.
Daftar
pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
(http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=18&mnorutisi=9)
http://defickry.wordpress.com/2007/09/13/manajemen-konflik-dalam-organisasi/
http://nuwrileardkhiyari.blogdetik.com/2013/09/28/struktur-organisasi/
http://gustriphenomg3.blogspot.com/2010/12/bentuk-bagan-organisasi-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar